Seni Rupa Zaman Prasejarah Perkembangan Seni Rupa Murni Indonesia
Seni Rupa Zaman Prasejarah (Perkembangan Seni Rupa Murni Indonesia) - Sejak zaman prasejarah seni rupa murni Indonesia telah terdapat perkembangan. Karya seni yang indah telah diciptakan seperti yang terdapat pada dinding gua, sehingga semangat dalam berkreativitas telah ada sejak zaman tersebut.
Bagaimana dengan perkembangan seni rupa murni modern?
Sejak ribuan tahun lalu seni rupa Indonesia telah terbentuk dengan diawali periode prasejarah atau primitif, zaman hindu - buddha atau klasik, zaman Islam, hingga zaman modern atau masa kini.
Pada umumnya seni rupa zaman prasejarah di Indonesia pada masa zaman batu dan zaman logam yang digunakan untuk media upacara dan bersifat simbolis. Pengelompokan seni rupa zaman prasejarah antara lain sebagai berikut :
Seni rupa zaman batu
Peralatan yang digunakan dibuat dari batu, sedangkan zaman batu terbagi menjadi zaman batu tengah (Mesolithikum),zaman batu muda (Neolithikum), dan zaman batu besar (Megalithikum). Sedangkan peninggalan zaman pra sejarah terbagi:
- Seni Bangunan
Seperti punden, dolmen, sarkofagus, dan meja batu yang dihasilkan dari batu berukuran besar pada zaman Megalitikum ini.
- Seni patung
Atau di sebut dengan zaman Neolithikum yang berupa patung - patung yang merupakan penggambaran leluhur yang terbuat dari kayu serta batu, contohnya peninggalan zaman megalitikum berupa patung - patung yang berukuran besar.
- Seni lukis
Lukisan yang menggambarkan perburuan binatang yang terdapat pada dinding - dinding gua serta lukisan cap jari yang merupakan peninggalan zaman mesolithikum. Seperti pada bangunan, benda kerajinan dan hiasan ornamen pada zaman Neolithikum dan Megalithikum penerapan lukisan. Baca Seni Hias Ornamen Nusantara Zaman Prasejarah.
Seni rupa zaman logam (zaman perunggu)
Berasal dari benda logam peralatan yang dibuat dan digunakan pada zaman logam. Seperti ganderang, kapak, bejana, patung, dan perhiasan merupakan peninggalan zaman logam yang berupa benda kerajinan yang terbuat dari perunggu.
Karya seni tersebut dibuat dengan menggunakan teknik cor atau cetak atau yang dikenal dengan bivalve (tuang berulang) dan teknik a cire perdue (tuang sekali pakai).
Semoga bermanfaat.
Semoga bermanfaat.