Pertunjukan Dan Keunikan Tari Tradisional Sulawesi Tengah

Pertunjukan Dan Keunikan Tari Tradisional Sulawesi Tengah - Masyarakat dengan etnis serta suku yang terdapat seni dan budaya yang beragam pula. Berikut ini adalah kesenian Sulawesi tengah yang memiliki berbagai ragam tarian tradisional. Berikut ini adalah beberapa tarian tradisional di Sulawesi Tengah

  • Tari Baliore
Tari ini ditampilkan dengan gerakan lincah dengan iringan gendang. Gerakan tari lincah pada tari Baliore  adalah sebuah perwujudan kegembiraan para wanita di Sulawesi Tengah ketika pesta panen. 

Keunikan Pada tarian ini terletak pada busana yang digunakan dengan tampilan blus lengan pendak warna hijau modifikasi baju poko' dengan hiasan benang kuning. Busana pada bagian bawah adalah celana panjang 3/4 dalam bahasa Kaili disebut Puruka Pajana. 

Pada bagian pinggul disebut dengan Ro'mbuku yang berupa rok pendek berwarna merah dan kuning dan memakai pendek atau ban pada pinggang berwarna hitam benang emas. Sedangkan aksesoris penari antara lain dali taroe tusuk konde atau anting - anting panjang dan dalam bahasa kaili disebut Ponto, sedangkan gelang kaki disebut Vinti dalam bahasa Kaili.

Pertunjukan Dan Keunikan Tari Tradisional Sulawesi Tengah

  • Tari Balia
Tari ini menurut masyarakat Sulawesi Tengah merupakan tarian yang berkaitan dengan pemujaan benda keramat dan berhubungan dengan pengaruh roh jahat. Tari ini ditampilkan untuk pengobatan. 

Balia adalah tantang dia  (Bali = tantang, ia/iya = dia) yang artinya setan yang membawa penyakit di dalam tubuh manusia, sehingga dilakukan Upacara dengan tarian balia. Uniknya lagi masuk dan tidaknya makhluk tersebut ditentukan oleh irama pukulan gimba atau gendang dan lalove atau seruling untuk iringan upacara. 

Iringan tarian ini digunakan sebagai sarana untuk mengundang makhluk merasuk kedalam tubuh penari, misalnya Tetabuhan yang berubah- ubah dan cepat yang menjadikan para penari melakukan gerakan kasar dan tak beraturan dengan kondisi kesurupan. 

Pemimpin Upacara ini adalah seorang dukun yang disebut dengan Tina Nu Balia dengan busana buya dan siga atau sarung dan destar serta halili berupa baju dari kain kulit kayu. 

  • Tari Dopalak 
Tari ini ditampilkan oleh 7 orang penari dengan satu pimpinan penari sebagai kepala penari, sedangkan keenam penari tersebut adalah dayang. 

Pertunjukan tari ini datang dengan membawa dulang dan  palima bergerak maju menyelidiki tempat mengandung emas dan diikuti oleh enam orang penari. Gerakan mendulang dimulai setelah penari mengambil pasir. Gerakan mendulang dengan mengggunakan selendang untuk menyaring emas dan dimasukan kedalam dulang dan selanjutnya mereka pulang. Iringan yang digunakan pada tari ini adalah kakula dengan durasi kurang lebih tujuh menit.
  • Tari Morego 
Tari ini menggambarkan tarian yang menyambut kepulangan pahlawan dari medan perang dengan membawa kemenangan. syarat yang harus dipenuhi dalam tarian ini adalah meminta restu dengan pemangku adat dan mencari pasangan menari yang belum menikah. 

  • Tari Pajoge
Tari ini ditampilkan untuk pelantikan raja. Terdapat unsur keterkaitan tarian ini dengan kesenian yang berkembang di Sulawesi Selatan. Jumlah penari terdiri dari tujuh orang pria dan wanita. Tarian ini digunakan sebagai penghubung antara raja dengan rakyat. 

  • Tari Torompio
Tarian ini adalah tari yang ditampilkan dengan gerak dinamis dan berputar. Tari Torompio ini adalah sebuah penggambaran tentang cinta kasih kepada tamu, cinta tanah air dan juga cinta sesama umat. Selain itu tarian yang lebih menonjol adalah tarian muda-mudi yang diiringi dengan syair lagu. 

Tarian ini ditampilkan secara spontan oleh para remaja dan memiliki jumlah yang tidak terbatas dengan tempat yang luas dengan penonton yang membentuk lingkaran. Formasi tarian ini dengan komposisi lingkaran dan berbaris. 

  • Tari Jepeng
Tari ini ditampilkan oleh para kaum dewasa dengan berpasangan. Tari ini ditampilkan dalam upacara hajatan. Berdasarkan perkembangan tari ini mulai dikreasikan. Iringan yang digunakan pada tari ini adalah marawasi dan juga alat kesenian gambus dan biola atau viol. 

  • Tari Pepoinaya
Tarian ini merupakan pengembangan dari Upacara adat Wurake yang berasal dari Kabupaten Poso. Tari ini sebagai ucapan syukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

Busana yang digunakan pada tari ini adalah busana daerah dari Kecamatan Lore Selatan Kabupaten Poso yang disebut dengan baju Bada. Pakaian ini berupa blus lengan pendek sebatas siku berwarna merah muda dengan pita berwarna. Menggunakan rok bersusun dua pada bagian bawah berwarna biru dan pita berwarna merah dan merah muda.
  • Tari Posiani
Tarian ini adalah tari kegembiraan muda dan mudi saat pesta menyanyi dan menari serta perkenalan muda - mudi dan para gadis menggunakan kerincing. Busana tarian ini sama dengan tari Jepeng. Sebagai pengganti gelang tangan blus lengan panjang diaplikasi warna merah jambu. Sedangkan tari Posiani ini menggunakan selempang berwarna ungu dan putih dengan hiasan mote kuning dengan motif taiganja. 

Busana bagian bawah dengan celana panjang sebatas mata kaki warna merah jambu. Sebagai gelang kaki pergelangan kaki diaplikasi dengan kain berwarna biru dengan dihias mote warna kuning motif tai ganja.  Selain itu juga menggunakan rok dihias mote warna kuning motif taiganja dan benang emas serta sulaman benang emas ban pinggang warna hitam.

Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel