Kongahyan Alat Musik Gesek Tradisional Betawi Ansambel Gambang Kromong Dan Sistem Tangga Nada
Kongahyan Alat Musik Gesek Tradisional Betawi Ansambel Gambang Kromong Dan Sistem Tangga Nada - Kongahyan adalah alat musik gesek yang digunakan dalam ansambel musik Tanjidor. Alat musik tersebut pernah populer di daerah Jawa, Sunda, Bali. Kini alat musik tersebut populer di daerah Betawi dan digunakan dalam pementasan suku di daerah tersebut.
Kongahyan berukuran kecil dibanding dengan alat musik tehyan dan sukong dan diduga merupakan hasil akulturasi antara budaya Tiongkok dan Betawi dan merupakan adaptasi dari alat musik gesek Erhu yang mempunyai dua senar.
Alat musik Kongahyan awal mulanya terbuat dari bambu dan Pada tahun 1950-an diganti dengan batok kelapa karena resonansinya yang kurang keras.
Alat musik Kongahyan dimainkan bersama dengan alat musik Tionghoa (sukong dan tehyan) dalam orkes gambang kromong.
Asal Sebutan Gambang kromong diambil dari dua alat musik perkusi gambang dan kromomg yang dibentuk pada masa jabatan seorang pemimpin komunitas Tionghoa yang diangkat Belanda (kapitan Cina) bernama Nie Hoe Kong (masa jabatan 1736-1740).
Gambang Kromong terdiri dari bilahan 18 buah yang terbuat dari kayu suangking, huru batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul.
Sedangkan Kromong terbuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh pencon). Tangga nada yang digunakan gambang kromong disebut salendro Cina atau salendro mandalungan yang merupakan tangga nada pentatonik Cina.
Berikut ini Instrumen Orkes Gambang Kromong
- gambang
- kromong
- gong
- gendang
- suling
- kecrek
- sukong
- tehyan
- kongahyan
Semoga bermanfaat.