Makna Filosofis Motif Kawung Batik Jawa
Makna Filosofis Motif Kawung Batik Jawa - Batik kawung adalah salah satu motif hias batik yang berasal dari Jawa dan mulai berkembang sejak zaman kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu tahun 1755 pada abad ke -18. Motif batik kawung berbentuk seperti kolang - kaling yang tersusun pada empat sudut persegi dengan berbagai pola geometris.
Motif Batik kawung awalnya dipakai oleh kalangan kerajaan dan terbagi menjadi dua corak setelah mataram terbagi menjadi dua. Motif kawung pada zaman dahulu digunakan sebagai penanda strata sosial, misalnya : di Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta motif tersebut dipakai oleh golongan Punokawan dan Abidalem Jajar Priyantaka.
Motif Kawung juga salah satu motif larangan (digunakan dilingkungan keraton). Motif - motif larangan, yaitu :
- Motif Parang
- Motif Parang Rusak
- Motif Cemukiran
- Motif Sawat
- Motif Udan Liris
- Motif Semen
- Motif Alas-alasan
Sedangkan keunikan dari segi pembuatan motif batik yang lama serta membutuhkan ketekunan adalah sebagai pengabdian terhadap raja. Motif serupa juga ditemukan di dinding Candi Hindu oleh para peneliti.
Ragam Motif Kawung
Pemberian nama motif kawung didasarkan dari besar kecilnya bentuk bulatan yang terdapat pada motif.
- Kawung Picis : Motif yang tersusun oleh bentuk bulatan kecil.
- Kawung Bribil : Motif yang tersusun dengan bentuk bulatan yang lebih besar dari motif kawung picis.
- Kawung Sen : Motif berbentuk bulat lonjong lebih besar dari kawung bribil. Motif tersebut dipakai sebagai penutup orang meninggal pada dalam tradisi zaman dahulu.
Asal Usul Motif Batik Kawung Berbagai Versi
Asal muasal batik kawung terdapat berbagai versi yang berkembang di masyarakat, Apa yang menginspirasi motif batik kawung :
Versi I : Insipirasi motif batik kawung berasal dari serangga kumbang.
Versi II : Inspirasi batik kawung dari buah pohon Aren atau kolang - kaling.
Makna Filosofis Motif Batik Kawung
Makna Filosofis yang terdapat pada motif kawung, yaitu :
Hati Yang bersih terkait dengan buah kawung pada pohon aren daging buah berwarna bersih dibalik kulitnya yang keras, buah tersebut dikenal dengan kolang - kaling. Dalam masyarakat Jawa dimaknai dengan penggambaran hati yang bersih.
Berguna Bagi Banyak Orang, terkait dengan pohon aren yang memiliki manfaat mulai dari ujung daun hingga akar, yang menyimbolkan agar manusia selalu berguna bagi siapa saja dalam kehidupan sehari - hari.
Persatuan Rakyat, "saderek sekawan gangsal pancer" dalam bahasa jawa oleh S.K Sewan Susanto pada bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia tahun 1973. Motif kawung dengan empat bulatan lonjong dan titik pusat ditengah sebagai simbol pusat kekuasaan alam semesta, dan empat buah motif kolang - kaling sebagai lambang persaudaraan yang berjumlah empat. Motif kawung sebagai refleksi filosofi jawa terhadap Semesta (Kosmologi).
Lambang Kebijaksanaan, Kearifan, dan Pengendalian Diri
"Suwung" Dalam bahasa Jawa, berarti kekosongan Dikutip dari buku karangan Iwet Ramadhan, Cerita Batik (2013). Kekosongan tersebut sebagai pengendalian diri yang sempurna, misalnya kekosongan nafsu dan hasrat duniawi.
Maksud dari kekosongan tersebut membiarkan segala sesuatu yang ada disekitarnya berjalan sesuai kehendak alam. Kekosongan tersebut juga menjadi seseorang netral, tidak ingin menonjolkan diri, tidak berpihak dan mengikuti arus kehidupan. Maka dari itulah motif kawung pada zaman dahulu hanya dipakai oleh orang - orang tertentu.
Semoga bermanfaat.