Biografi Ismail Marzuki Tokoh Komponis Indonesia
Biografi Ismail Marzuki Tokoh Komponis Indonesia - Ismail Marzuki atau Maing ini di lahirkan di Kwitang, Senen, Batavia pada tanggal 11 Mei 1914 dan wafat 25 Mei 1958. Pada keseharianya Ismail Marzuki merupakan tokoh yang amat pintar dan senang berpakaian necis, selain itu dia juga berbakat seni.Bakat seni yang dimilikinya menjadi dia orang terkenal melalui karyanya.
Sejak kecil dia sudah tertarik dengan lagu - lagu yang diapresiasi. Orang tua Ismail ini adalah orang yang intelek di masyarakat Betawi. Mesin yang di beli orang tuanya yang ketika itu disebut dengan "mesin ngomong" oleh masyarakat Betawi tempo dulu.
Sekolah Maing ini disebuah sekolah kristen HIS Idenburg yang terletak di menteng dan Benyamin adalah nama penggilan di sekolah. Orang tuanya akhirnya khawatir kalau Ismail nantinya bersifat kebelandaaan dan akhirnya dipindah ke Madrasah Unwanul-Falah di Kwitang.
Sewaktu sekolah Ma'ing selalu diberikan beragam alat musik hampir setiap dia naik kelas dan setelah lulus akhirnya masuk ke sekolah MULO dan mulai membentuk grup dan sering membawakan lagu- lagu barat ketika itu.
Ma'ing mulai mampu untuk membeli biola sendiri setelah tamat MULO dan setelah itu dia bekerja di Socony Service Station dengan gaji 30 gulden ketika itu dia bekerja sebagai kasir selama sebulan. Setelah itu dia pindah sebagai penjual piringan hitam yang di produksi Columbia dan Polydor.
Selama bekerja sebagai piringan hitam dia mulai berkenalan dengan banyak artis terkenal ketika itu seperti penyanyi dan pemusik, artis film dan artis pentas seperti Yahya, Kartolo, Zahridin serta Roekiah yang merupakan ayah Kartolo. Perkumpulan Orkes ia masuki pada tahun 1936, yaitu orkes musik Lief Jawa dia bermain saksofon, gitar dan Harmonium pompa.
Pada Tahun 1936 berkesempatan untuk mengisi siaran musik dan dia mulai membawakan lagu- lagu Indonesia yang kemudian menciptakan lagu yang berjudul " Ali Baba Rumba", "Ya Aini" dan "Ohle le di Kotaraja" dan direkam kedalam piringan hitam di Singapura.
Lagu Pembukaan pada orkes musiknya dinamakan Sweet Jaya Islander tanpa pemberitahuan dijadikan pembukaan siaran radio NIROM dan protes diajukan oleh grup ma'ing dan tidak direspon oleh NIROM.
Pada tahun 1936 - 1937 lagu tradisional dan lagu barat mulai ia pelajari seperti lagu "My Hula- Hula Girl", "Bunga Mawar Dari Mayangan" dan "Duduk Termenung" lagu ini dijadikan tema pada film "Terang Bulan" yang mempengaruhi kehidupan Indonesia.
Karena radio NIROM membatasi siaran musiknya akhirnya orang Betawi menciptakan radio sendiri dengan nama vereneging Oosterche Radio Omroep atau (VORO) di Kramat Raya dengan pemancar dari bambu.
Melihat kepiawaianya memainkan alat musik akhirnya Ma'ing dihadiahi oleh kawanya alat musik saksofon dan Ma'ing tidak tahu menahu kalau kawanya menderita paru- paru yang akhirnya ia musnahkan dan penyakit paru- paru mulai dideritanya.
Lagu panon hideung adalah lagu hasil dari terjemahan lagu Rusia ciptaan R. Karsov yang dipelajarinya ketika Ma'ing membentuk organisasi perikatan Radio Ketimuran dan dia menjadi pemimpinya karena diminta oleh pihak Belanda. Dan lagu berbahasa Belanda dengan intonasi timur berjudul "Als de Orchideen bloeien" yang direkam dengan piringan hitam dan diterjemahkan ke bahasa Indonesia berjudul "Bila Anggrek Mulai Berbunga".
Lagu - lagu perjuangan mulai ia ciptakan pada tahun 1943 - 1044 seperti Rayuan Pulau Kelapa, Bisikan Tanah Air, Indonesia Tanah Pusaka dan Gagah Perwira. Lagu Selamat Jalan Pahlawan Muda lagu yang ia ciptakan ketika dicurigai lagu - lagu yang dia ciptakan oleh kepala propaganda Jepang.
Ma'ing terus berkarya lagu berjudul Jauh Di Mata Di hati Jangan pada tahun 1947 dan Halo - Halo Bandung tahun 1948. Sedangkan lagu Gugur Bunga dia ciptakan selang beberapa hari ayahnya wafat.
Lagu perjuangan karya Ismail marzuki antara lain : Ke Medan Jaya, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutra, Melati di Tapal Batas, Saputangan dari Bandung Selatan, Oh Kopral Jono, Sersan Mayorku, Selamat Datang Pahlawan Muda. Lagu Percintaan romantis antara lain: Tinggi Gunung Seribu Janji dan Juwita Malam .