Asal Pita Maha
Asal Pita Maha - Tidak hanya menghancurkan istana tradisional pengambilalihan Bali selatan oleh belanda pada tahun 1906 - 1908 akan tetapi juga menghancurkan sistem produksi seni lama. Seniman pada waktu itu membuat karya yang merupakan komoditas jual dan bukan benda keagamaan, sedangkan Belanda merupakan pengayom baru seni.
Citra bali yang luar biasa karena yang disebarkan dipublikasi pada saat itu, sehingga para cendikiawan, para seniman dan selebriti Barat mulai berdatangan ke Bali pada akhir tahun 1920 an. Terdapat beberapa diantaranya seperti Walter Spies (1895- 942) dan Rudolf Bonnet (1895 - 1978) mereka memilih tinggal di Ubud.
Pada saat itu Cokorda Gede Raska Sukawati memimpin Istana Sukawati, Ubud, ia tahu seniman serta orang- orang yang terkenal Barat dapat untuk digunakan sebagai imbangan terhadap Belanda serta dapat memberi keuntungan pada rakyatnya, sehingga ia menyambut mereka dan juga meminjamkan tanah untuk menetap kepada mereka.
Spies dan Bonnet membimbing para pelukis Bali dalam teknik- teknik baru juga memesan lukisan para seniman Bali pada awalnya kemudian membagikan bahan- bahan seperti kanvas dan kertas. Dengan beberapa pengikut yang setia dengan jumlah yang tidak terlalu banyak memandang mereka sebagai "guru" dan untuk pengertian tradisional misalnya seperti "empu" dengan meniru teknik serta tema yang harus dipelajari serta ditiru sedekat mungkin.
Spies dan Bonnet juga bertindak sebagai "pedagang seni" sehingga dengan demikian menciptakan tuntutan terhadap tema - tema lukisan baru. Hasil - hasil yang dicapai menakjubkan dan hal lain ini mendorong orang - orang Barat lain seperti, Gregory Bateson, Margaret Mead dan Cavvarubias mengikuti langkah mereka.
Sistem itu mengalami perluasan dalam jangka waktu beberapa tahun saja, yang juga merupakan tahun - tahun emas pariwisata pelayaran. Sesuatu harus dilakukan untuk mencegah dampak komersialisme dan inilah gagasan yang mendasari pendirian Pita Maha.
Semoga bermanfaat.