Makna Motif Patung Tumbur Maluku Tenggara Barat

Makna Motif Patung Tumbur Maluku Tenggara Barat - Patung Tumbur adalah patung yang terbuat dari kayu hitam atau kayu salamudi dan kayu besi, seperti nama desa patung itu dibikin. Kebiasaan memahat merupakan telah ada sejak berabad - abad yaitu dengan menyulap kayu hitam menjadi barang seni kerajinan.

Patung Tumbur berasal dari masyarakat Desa Tumbur, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang merupakan sebuah tradisi secara turun temurun.

Motif yang beraneka ragam yang menggambarkan kehidupan petani, nelayan dan juga berburu serta berperang juga ritual. Adapun karya yang bukan hanya patung yang telah dipahat oleh warga Tumbur, yaitu berupa perahu yang di pahat.

Makna Motif Patung Tumbur Maluku Tenggara Barat

Patung Tumbur terkenal karena motifnya yang lebih banyak atau beraneka ragam. Berikut ini beberapa motif patung Tumbur dan maknanya : 

Motif Patung Tongkat dagu yang bermakna persembahan seorang kakek kepada yang dianggap sebagai Tuhan untuk mengabulkan kehendaknya.

Terdapat juga motif patung yang berdiri serta duduk dengan memegang tombak yang bermakna pertahanan atau merencanakan perang dengan kampung lain untuk memperluas kekuasaan. 

Sedangkan motif patung yang memegang tombak dan kepala manusia dimaknai sebagai menang perang dan sebagai bukti membawa kepala manusia yang dibunuh. 

Motif Patung berdiri dengan memegang kapak dan juga baok dipundak dimaknai lelaki tua yang pulang dari hutan dengan membawa hasil balok. 

Motif membawa busur serta anak panah dan parang dipinggang dimaknai berburu untuk menghidupi keluarga.

Motif Patu keko Kalabasa dimaknai wanita yang mengambil air dengan wadah kalabasa.

Motif patung sedang duduk silang kaki serta kedua tanganya bertopang dagu dimaknai sebagai orang tua yang gembira sedang merenungkan nasib hidupnya.

Motif patung berdiri dan silang satu kakinya dimaknai atraksi panglima perang yang gembira karena menang dalam perang.

Motif sedang duduk kakinya lipat kakinya dan disebelah berdiri dengan memegang tempat minuman, dimaknai tete tua dengan sambil minum sagero atau tuak dan cangkirnya terbuat dari tempurung kelapa atau sasou.

Motif keko Bakol dimaknai ibu yang membawa umbi pulang dari kebun dan hasil kebun lainya dengan wadah untuk makanan keluarga.

Motif patung memegang parang dan kepala manusia juga dimaknai setelah menang perang harus membawa kepala manusia dan dibawa kehutan untuk arwah leluhur pada pohon besar setelah berpesta minum sopi atau arak.

Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel