Keindahan, Keunikan Kujang dan Falsafah Senjata Tradisional Jawa Barat
Keindahan, Keunikan Kujang dan Falsafah Senjata Tradisional Jawa Barat - Kujang adalah senjata tradisional daerah Sunda yang pada zaman dahulu sebagai benda yang memiliki pengertian tersendiri sebagai benda pusaka yang sakti mandraguna.
Bentuk dan wujud Kujang yang diperkirakan lahir antara abad 9 sampai abad 12. Kujang sebagai lambang dengan nilai filosofis selain keindahan senjata tersebut Kujang juga digunakan sebagai lambang organisasi dan pemerintahan contohnya digunakan Ikon daerah kota Bogor yang dikenal dengan Tugu Kujang.
Benda yang berbentuk unik tersebut sangat erat dengan masyarakat Sunda ketajaman senjata tersebut melambangkan daya kritis dan dalam kehidupan serta sebagai lambang kekuatan serta keberanian melindungi hak serta kebenaran. Kujang merupakan senjata petani dan tidak terlepas dari budaya pertanian masyarakat Sunda.
Kata Kujang berasal dari kata kudihyang (kudi dan Hyang yang dikenal sebagai benda yang bernilai sakral dan memiliki kekuatan magis. Kujang berasal dari kata Ujang yang artinya manusia sakti sebagaimana Prabu Siliwangi. Selain keindahan dan nilai histori senjata tersebut juga menginspirasi dalam perkembangan batik di Bogor Jawa Barat.
Berdasarkan asal kata Kujang "Kudi" berarti senjata yang mempunyai kekuatan gaib atau penolak bala, jimat, Kujang juga dipercaya menghindari penyakit dan menghalau musuh\ atau melindungi rumah dari marabahaya yang disimpan dalam sebuah kotak peti dan diletakan di dalam rumah.
Sedangkan Hyang bagi masyarakat Sunda berarti kedudukan di atas Dewa yang tercermin pada ajaran "Dasa Prebakti" naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian disebutkan "Dewa bakti di Hyang".
Ditinjau secara visual bahan senjata tradisional Kujang banyak mengandung unsur logam, unik dan cenderung tipis dan berpori. Nama - nama Bagian Kujang antara lain :
- papatuk/congo (ujung kujang yang menyerupai panah)
- eluk/silih (lekukan pada bagian punggung)
- tadah (lengkungan menonjol pada bagian perut)
- mata (lubang kecil yang ditutupi logam emas dan perak)
Berikut ini beberapa Falsafah Kujang Senjata tradisional Sunda Jawa Barat :
" Ku-Jang-ji rek neruskeun padamelan sepuh karuhun urang "
Janji untuk meneruskan perjuangan sepuh karuhun urang/ nenek moyang yaitu menegakkan cara-ciri manusa dan cara ciri bangsa.
Cara-ciri Manusia ada 5
Bentuk dan wujud Kujang yang diperkirakan lahir antara abad 9 sampai abad 12. Kujang sebagai lambang dengan nilai filosofis selain keindahan senjata tersebut Kujang juga digunakan sebagai lambang organisasi dan pemerintahan contohnya digunakan Ikon daerah kota Bogor yang dikenal dengan Tugu Kujang.
Benda yang berbentuk unik tersebut sangat erat dengan masyarakat Sunda ketajaman senjata tersebut melambangkan daya kritis dan dalam kehidupan serta sebagai lambang kekuatan serta keberanian melindungi hak serta kebenaran. Kujang merupakan senjata petani dan tidak terlepas dari budaya pertanian masyarakat Sunda.
Kata Kujang berasal dari kata kudihyang (kudi dan Hyang yang dikenal sebagai benda yang bernilai sakral dan memiliki kekuatan magis. Kujang berasal dari kata Ujang yang artinya manusia sakti sebagaimana Prabu Siliwangi. Selain keindahan dan nilai histori senjata tersebut juga menginspirasi dalam perkembangan batik di Bogor Jawa Barat.
Berdasarkan asal kata Kujang "Kudi" berarti senjata yang mempunyai kekuatan gaib atau penolak bala, jimat, Kujang juga dipercaya menghindari penyakit dan menghalau musuh\ atau melindungi rumah dari marabahaya yang disimpan dalam sebuah kotak peti dan diletakan di dalam rumah.
Sedangkan Hyang bagi masyarakat Sunda berarti kedudukan di atas Dewa yang tercermin pada ajaran "Dasa Prebakti" naskah Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian disebutkan "Dewa bakti di Hyang".
Ditinjau secara visual bahan senjata tradisional Kujang banyak mengandung unsur logam, unik dan cenderung tipis dan berpori. Nama - nama Bagian Kujang antara lain :
- papatuk/congo (ujung kujang yang menyerupai panah)
- eluk/silih (lekukan pada bagian punggung)
- tadah (lengkungan menonjol pada bagian perut)
- mata (lubang kecil yang ditutupi logam emas dan perak)
Berikut ini beberapa Falsafah Kujang Senjata tradisional Sunda Jawa Barat :
" Ku-Jang-ji rek neruskeun padamelan sepuh karuhun urang "
Janji untuk meneruskan perjuangan sepuh karuhun urang/ nenek moyang yaitu menegakkan cara-ciri manusa dan cara ciri bangsa.
Cara-ciri Manusia ada 5
- Welas Asih (Cinta Kasih)
- Tatakrama (Etika Berprilaku)
- Undak Usuk (Etika Berbahasa)
- Budi Daya Budi Basa
- Wiwaha Yuda Na Raga ("Ngaji Badan)"
Cara-ciri Bangsa ada 5
- Rupa
- Basa
- Adat
- Aksara
- Kebudayaan
Demikian ulasan seputar Keindahan, Keunikan Kujang dan Falsafah Senjata Tradisional Jawa Barat. DApatkan ulasan artikel lainya tentang kesenian tradisional dan mancanegara dengan mengakses Senibudayasia.
Semoga bermanfaat.