Bali - Peran dan Definisi Pita Maha Menurut Rudolf Bonnet
Bali - Peran dan Definisi Pita Maha Menurut Rudolf Bonnet - Bersama dengan Walter Spies, Rudolf Bonnet dan beserta orang Bali serta pengayoman Belanda lainya perkumpulan Pita Maha didirikan pada tanggal 29 Januari 1936 oleh Cokorda Agung Sukawati. Dengan memberikan citarasa setempat yang merupakan gagasan awal para pendirinya. Dalam keputusan mengenai Pita Maha dengan anggotanya lebih dari 150 orang yang dilibatkan.
Para anggota komisi dan klian atau sesepuh yang merupakan bagian dari Dewan atau perwakilan desa melakukan pertemuan seminggu sekali di rumah Walter Spies di Campuan. Sedangkan para seniman berasal dari daerah Ubud - Mas.
Tujuan dalam menjalankan Pita Maha yang merupakan tujuan mulia seperti perkumpulan desa agaknya tidak wajar karena secara praktis keputusan - keputusan yang diambil oleh penasihat Eropa yang tinggal di sana dan bali merupakan milik pemerintah jajahan.
Peran Pita Maha sangatlah penting karena dalam membuka pasaran untuk lukisan serta ukiran kayu Bali. Keberhasilan dari perkumpulan ini adalah dengan menyelenggarakan pameran - pameran penting seperti di Jepang, Hindia Timur dan Eropa. Sedangkan Gauguin dan Delacroix menyadarkan masyarakat mengenai kekayaan seni rupa Timur serta pulau - pulau eksotik, sehingga seni Bali di sambut dengan baik.
Warisan Pita maha dengan peranya yang tidak perlu dibesar- besarkan akan tetapi dengan munculnya berbagai teknik baru dan juga gagasan baru tentang tema dan bentuk yang diperkenalkan menjadi bagian warisan seni Bali.
Dengan menggambarkan kenyataan yang lebih nyata seperti pengenalan gagasan anatomi dan perspektif, bayangan chiaroscuro serta rincian obyek kecil dari seniman yang sebagian terbebas dari sistem "kode" tradisi.
Pada beberapa lukisan terutama di batuan menggambarkan "sisi gelap" jiwa orang Bali. Sedangkan dalam seni patung I Tegalan dan Belaluan menciptakan abstraksi halus garis - garis semampai yang hingga kini masih bertahan.
Pita maha menurut Rudolf Bonnet mendefinisikan di dalam majalah Hindia Belanda Djawa, XVI, Juli 1936 yang ditulis dalam bahasa Belanda, "Pita Maha" merupakan sebuah masyarakat dan sebuah kerja seni Bali. Sedangkan tujuan utamanya adalah merangsang seni, dan kedua untuk kemudahan bahan serta minat kepada para anggotanya.
Karya mereka dapat diperoleh di Museum Bali Denpasar dengan melalui seleksi karya oleh para ahli seni, dan seleksi ini kana menguntungkan pembeli. Dalam seleksi ini Pita Maha hanya mengambil sedikit untuk menutupi biaya".
Berikut ini kelompok batuan dengan istilah melukis dengan teknik cat air serta tinta cina
- Nyawi 1 pembuatan garis kontur secara halus. Sebelum ngorten yang berarti menceritakan dengan garis halus yang disketsa dengan pensil.
- Ngucek menekankan beberapa bagian dan membuat matra - matra lebih jelas.
- Nyawi 2 dan manyunan pola dan ragam hias yang dirinci dengan tinta.
- Ngabur bagian - bagian terang dan gelap ditonjolkan dengan warna hitam dan putih. Menunjukan tahap- tahap yang berbeda da;am sebuah lukisan warna tunggal.
- Ngewarna menambahkan warna- warna akrilik atau teknik baru.
Semoga bermanfaat.