Gaya Dan Corak Seni Rupa Murni Indonesia
Gaya Dan Corak Seni Rupa Murni Indonesia - Sejalan dengan kebudayaan dan peradaban manusia, keragaman dan juga memiliki keunikan. Berbeda - beda dari setiap masing - masing periode zaman. Di Indonesia aliran dan gaya seni rupa murni dibagi menjadi beberapa gaya antara lain: Gaya primitif, klasik dan gaya modern.
Gaya primitif
Pada zaman primitif ini seperti lukisan yang ditemukan pada dinding - dinding gua. Sedangkan seperti patung tradisional di Papua, Suku Dayak di Kalimantan dan Toraja. Karya seni zaman primitif ini lebih bersifat alami dan media yang sederhana.
Karya yang berupa pahatan tersebut lebih cenderung statis dan memiliki perbedaan dengan seni pahat Jawa, Bali serta Sumatera, dinamis dan dekoratif. Hal tersebut dipengaruhi oleh budaya Hindu, Buddha dan Islam.
Gaya klasik
Gaya klasik adalah peninggalan dari periode, Hindu, Buddha serta Islam. Sedangkan peninggalan zaman Hindu- Buddha adalah berupa bangunan candi, seni hias, patung serta relief.
Bercorak dekoratif dan stilasi karya seni yang dihasilkan pada zaman Islam pada umumnya. Sedangkan seperti bangunan masjid, kaligrafi, pahatan batu nisan, batik dan wayang.
Gaya modern
Pada masa ini antara lain seperti seni bangunan, patung serta seni lukis dan karya seni rupa murni yang muncul pada zaman modern. Sedangkan Berbagai seni rupa yang sedang berkembang di negara Eropa juga populer di Indonesia.
Aliran seni rupa yang berkembang dan Populer di Indonesia - Corak dan gaya seni rupa Indonesia memiliki beberapa tahapan seperti seni gaya primitif, klasik dan modern. Sedangkan gaya seni rupa Modern yang terdapat di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Romantisme, memiliki ciri dan menggambarkan tema adegan yang dramatis dan kaya perpaduan warna kontras. Sedangkan tokoh - tokoh aliran di Indonesia dipelopori oleh Raden Saleh.
Naturalisme, Keindahan alam merupakan sebagai objek sebagai ciri lukisan. Moi Indie merupakan maestro dari sekumpulan dari pelukis aliran naturalis di Indonesia antara lain : Rudolf Bonnet, Abdullah Soerjo, Basoeki Abdullah, Soebroto, Le Mayeur, Locatelli, Wakidi, dan R.M. Pirngadi.
Realisme, penggambaran objeknya sesuai keadaan yang sebenarnya merupakan sebagai ciri lukisan. Sedangkan tokoh- tokohnya adalah Agus Jaya Suminta, Dullah, Tarmizi, Suromo dan Trubus, S. Sudjojono.
Lukisan karya Basuki Abdullah dengan gaya naturalisme dan karya Dullah dengan gaya realisme |
Impresionisme, Ciri lukisan ini menggunakan tema alam dan dalam proses pembuatanya secara langsung dan cepat, dan juga berdasarkan pencahayaan, garis dan warna. Sedangkan tokoh aliran ini adalah Zaini dan Affandi.
Ekspresionisme, Bentuk ciri lukisan yang penggambaranya cenderung menyimpan dari wujud aslinya. Sedangkan lukisan ini juga merupakan hasil ungkapan perasaan pelukis dan dibuat secara spontan. Tokoh gaya Ekspresionisme antara lain Affandi, Rusli, dan Srihadi Sudarsono.
Abstrak, Dengan penggambaran objek yang tidak dikenali lagi adalah sebagai ciri dari lukisan ini. Tokoh - tokoh pelukis aliran abstrak adalah Handrio, Hans Hartung, Nashar, Fajar Sidik, Zaini, dan A. D. Pirous.
Klasikisme atau Dekoratif, terkesan indah dan elok karena penggambaran bentuknya dibuat sedemikian rupa dan dengan pengayaan selain juga sebagai ciri dari lukisan ini. Sedangkan seperti Kartono Yudhokusumo dan Amri Yahya adalah tokoh aliran ini.
Pointilisme, membentuk lukisan yang realistik, ekspresif, dan artistik bila dilihat dari jarak tertentu. Ciri lukisan ini di bentuk melalui kumpulan titik warna.
Kontemporer (masa kini), tidak terikat aturan-aturan seni klasik dan mengutamakan kebebasan berekspresi dan dinamis selain suatu aliran seni rupa gaya baru. Ciri khas gaya kontemporer ini adalah perpaduan dengan teknologi.Tokoh - tokoh seniman aliran ini antara lain seperti Jim Supangkat, Nyoman Nuarta, S. Prinka dan Angelina.
Semoga bermanfaat.