Bahan, Teknik, Corak Dan Kegunaan Ragam Hias Tenun Sulawesi Selatan

Bahan, Teknik, Corak Dan Kegunaan Ragam Hias Tenun Sulawesi Selatan - Berikut ini adalah ragam hias yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Ragam hias di Sulawesi Selatan memiliki banyak corak atau ragam yang berupa ragam hias tenunan. Cara pembuatan ragam hias ini dengan peralatan dari kayu dan juga pewarna alami. Baca Keunikan Ragam Hias Seni Ornamen Dan Contoh Jenis Motif Ragam Hias.

  • Asal- Usul
Berdasarkan Sejarah tenun di Sulawesi Selatan telah ada sejak abad ke 15 dan 16 M dengan menggunakan benang sutera yang dihias benang perak. Pada waktu bersamaan daerah di Indonesia telah membudidayakan tumbuhan murbei serta memelihara ulat Sutera yang berawal dari Palembang dan Tajuncu, Sulsel. 

Terdapat tiga corak dengan gaya tradisional hasil tenun di daerah Sulawesi Selatan. Corak tersebut antara lain geometris, antropomorfis (manusia), Zoomorfis (hewan) dan juga floralistis atau tumbuhan. Tema atau simbol pada ragam hias tenun Sulawesi selatan ini mencerminkan antara keterikatan manusia dengan alam.

  • Bahan Dan Cara Pembuatan Ragam Hias Tenun 
Bahan yang digunakan untuk membuat tenun ini meliputi, benang katun, benang dari kapas, benang emas, benang sutera dan benang wol. 

Alat yang terbuat dari kayu digunakan untuk menggulung, mengukur, mengatur dan menyusun benang serta menyelipkan benang tenun songket, menggulung kain yang sudah ditenun dan tempat kaki berpijak. Baca Kerajinan Tenun Songket Suku Sasak Desa Sukarara Lombok NTB.

Pewarna yang digunakan adalah pewarna tradisional, seperti daun kabuau warna hitam, kesumba atau nila. Bahan yang akan diwarna dicelupkan ke dalam rebusan daun kabuau. 

Cara menenun di Sulsel terdiri dari dua Teknik Desain, yaitu pakan dan lungsi dan ditambahkan teknik songket. Benang tambahan di sisipkan di atas dan dibawah silangan benang lungsi serta benang pakan sesuai dengan pola dan corak ragam hias yang diinginkan. 

Teknik yang digunakan untuk penambahan benang dengan cara teknik mengangkat atau mencungkil beberapa helai benang lungsi serta menyisipkan antara rongga jalinan benang pakan dan benang lungsi. 

Bahan, Teknik, Corak Dan Kegunaan Ragam Hias Tenun Sulawesi Selatan


Jenis Tenun Sulsel dan Bahan yang digunakan :

Lipa Wennang (Sarung Benang Kapas) : Berbahan kapas berasal dari Bone ditenun dengan cara tradisional, bercorak geometris.

Lipas Garrasu (Sarung Untuk Upacara Tradisional) : Bahan terbuat dari kapas, berasal dari Bone, bercorak geometris, motif segi empat kotak- kotak kecil berwarna biru tua, corak garis vertikal. Digunakan untuk selimut. 

Sekomandi: Bahan kapas, ditenun cara tradisional, berasal dari Kabupaten Mamuju, Corak geometris, motif garis- garis, tumpal meander, biru, hitam, krem, cokelat dan swastika. Digunakan untuk selimut.

Pori Londong : teknik ikat lungsi, bercorak bunga, sulur bunga, ketupak, segitiga rebung. Berwarna krem, biru, hitam, digunakan untuk taplak meja.

Rundung Lolo : bahan dasar kapas ditenun tradisional, dari Kabupaten Luwu. Corak ragam hias geometris, belah ketupat dan pucuk rebung. Warna hitam, krem dan biru. 

Pori Situtu : Bahan dari Kapas, dai Kabupaten Luwu, ditenun secara tradisional. Ragam hias berbentuk kali dan ujung tenun dihiasi pucuk rebung. Warnanya hitam cokelar, dan krem. Digunakan untuk alas atau tikar. 

Tenun Toraja : Bahan dasar dari katun, ragam hias garis- garis sejajar rapat, putih, merah dan kuning serta coklat. Digunakan untuk sarung Upacara di tanah Toraja. 

Pasambo: Bahan dasar katun, corak ragam teknik songket, belah ketupat dibagian tengah pagar garis vertikal dan horisontal warna putih, kuning di atas warna merah. Digunakan untuk taplak meja. 

Kain Toraja: Bahan dasar katun, teknik ikat berupa kepala kerbau dan belah ketupat. Warna, hitam, biru, cokelar dan krem. Digunakan penutup jenazah di Toraja. 

Sarung Sutera Mandar: Bahan dasar benang sutera, ditenun tradisional. Warna kuning, merah, hijau dan di atas warna cokelat. Ikat Pakan di bagian kepala sarung. Di gunakan upacara adat, berasal dari Polmas.

Gambara: Berbahan dasar benang katun, berasal dari Bulu kumba, dibuat teknik tradisional, teknik ikat pakan dan lungsi. Di hias pucuk rebung bagian kepala kain, warna putih, merah, merah hati dan hitam. Digunakan untuk penutup jenazah. 

Sarung kajang: Mirip dengan jenis Lipa Garrusu, Berasal dari Kajang, Bulukumba. 

Sarung Sutera: terbuat dari bahan sutera, teknik tradisional, teknik ikat pakan berupa cobo- cobo atau segitiga sejajar, warna, biru tua dan biru muda. Di gunakan untuk upacara kabupaten Gowa.

Sarung Curak Cinta: berbahan katun, dari Kabupaten Bantaeng, teknik tradisional. Corak geometris, kotak kecil warna merah. Digunakan wanita saat upacara adat. 

Sarung Samarinda: Bahan benang katun, teknik tradisional. ragam garis- garis berpadu bunga dengan ikat pakan. Terdapat tiga jenis model. Digunakan bepergian.

Semoga bermanfaat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel