Batik Jambi, Motif Batik dan Bahan Pewarnaan Batik Dalam Sejarah Batik Jambi
Batik Jambi, Motif Batik dan Bahan Pewarnaan Batik Dalam Sejarah Batik Jambi - Jambi merupakan daerah provinsi yang terletak di pesisir timur bagian tengah pulau Sumatera. Daerah tersebut berkembang berbagai jenis budaya kesenian khas daerah. Kesenian yang berkembang didaerah tersebut beranekaragam mulai dari seni pertunjukan daerah, alat musik daerah, lagu daerah dan sebagainya.
Kesenian daerah Jambi memiliki keunikan tersendiri yang tidak dijumpai pada budaya kesenian di daerah lain. Kesenian Jambi merupakan sebuah wujud dari pelestarian budaya setempat yang mengandung makna seputar budaya daerah setempat.
Selain seni tari tradisional daerah Jambi terdapat kesenian batik bercorak kedaerahan dan menjadi ciri khas daerah tersebut.
Keberadaan batik daerah Jambi telah dikenal oleh masyarakat Jambi sejak lama yaitu sekitar tahun 1875. Tahun tersebut sebagai awal dimulainya kesenian batik di daerah Jambi. Seni batik diperkenalkan oleh pendatang yang berasal dari Jawa Tengah dan menetap di daerah Jambi yaitu Haji Muhibat.
Ornamen atau ragam hias batik yang dibuat pada waktu itu merupakan penerapan dari motif - motif ukiran rumah yang diaplikasikan pada kain batik. Selain motif ukiran rumah juga terdapat motif pada pakaian pengantin.
Pada zaman dahulu kain batik Jambi hanya dikenakan oleh para kaum bangsawan saja atau raja Melayu Jambi. Batik pada saat itu juga merupakan sebuah produk karya seni yang eksklusif dan pemakainya hanya sebatas di lingkungan istana. Walau begitu pemakaian batik Jambi pada zaman tersebut pada dasarnya tidak berkaitan dengan pembagian kasta menurut adat tetapi batik merupakan sebuah karya seni ekslusif.
Seiring dengan perkembangan zaman motif batik yang dikenakan oleh para raja tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa, sehingga banyak dijumpai industri kecil yang memproduksi batik.
Pengembangan batik mulai gencar dikembangkan setelah ditemukan beberapa lembar batik kuno yang dimiliki oleh seorang pengusaha “Ibu Ratu Mas Hadijah” pada pertengahan tahun 70 an.
Pada pembuatan batik Jambi awalnya menggunakan bahan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan yang terdapat di hutan sekitar daerah Jambi untuk menghasilkan warna - warna tertentu. Tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alami seperti :
- Kayu Sepang menghasilkan warna kuning kemerahan.
- Kayu Ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan.
- Kayu Lambato menghasilkan warna kuning.
- Kayu Nilo menghasilkan warna biru.
Demikian ulasan Batik Jambi, Motif Batik dan Bahan Pewarnaan Batik Dalam Sejarah Batik Jambi. Dapatkan ulasan menarik lainya seputar kesenian daerah yang berasal dari Jambi dengan mengakses Senibudayasia.
Kesenian daerah Jambi memiliki keunikan tersendiri yang tidak dijumpai pada budaya kesenian di daerah lain. Kesenian Jambi merupakan sebuah wujud dari pelestarian budaya setempat yang mengandung makna seputar budaya daerah setempat.
Selain seni tari tradisional daerah Jambi terdapat kesenian batik bercorak kedaerahan dan menjadi ciri khas daerah tersebut.
Sejarah Batik Jambi
Keberadaan batik daerah Jambi telah dikenal oleh masyarakat Jambi sejak lama yaitu sekitar tahun 1875. Tahun tersebut sebagai awal dimulainya kesenian batik di daerah Jambi. Seni batik diperkenalkan oleh pendatang yang berasal dari Jawa Tengah dan menetap di daerah Jambi yaitu Haji Muhibat.
Ornamen atau ragam hias batik yang dibuat pada waktu itu merupakan penerapan dari motif - motif ukiran rumah yang diaplikasikan pada kain batik. Selain motif ukiran rumah juga terdapat motif pada pakaian pengantin.
Pada zaman dahulu kain batik Jambi hanya dikenakan oleh para kaum bangsawan saja atau raja Melayu Jambi. Batik pada saat itu juga merupakan sebuah produk karya seni yang eksklusif dan pemakainya hanya sebatas di lingkungan istana. Walau begitu pemakaian batik Jambi pada zaman tersebut pada dasarnya tidak berkaitan dengan pembagian kasta menurut adat tetapi batik merupakan sebuah karya seni ekslusif.
Seiring dengan perkembangan zaman motif batik yang dikenakan oleh para raja tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa, sehingga banyak dijumpai industri kecil yang memproduksi batik.
Pengembangan batik mulai gencar dikembangkan setelah ditemukan beberapa lembar batik kuno yang dimiliki oleh seorang pengusaha “Ibu Ratu Mas Hadijah” pada pertengahan tahun 70 an.
Pada pembuatan batik Jambi awalnya menggunakan bahan pewarna alami yang berasal dari tumbuhan yang terdapat di hutan sekitar daerah Jambi untuk menghasilkan warna - warna tertentu. Tumbuhan yang digunakan sebagai pewarna alami seperti :
- Kayu Sepang menghasilkan warna kuning kemerahan.
- Kayu Ramelang menghasilkan warna merah kecokelatan.
- Kayu Lambato menghasilkan warna kuning.
- Kayu Nilo menghasilkan warna biru.
Demikian ulasan Batik Jambi, Motif Batik dan Bahan Pewarnaan Batik Dalam Sejarah Batik Jambi. Dapatkan ulasan menarik lainya seputar kesenian daerah yang berasal dari Jambi dengan mengakses Senibudayasia.